11/22/2011

1 - Jakarta Banget

Waktu menunjukkan pukul 13.00, sebuah kafe sederhana berukuran 8x5 meter, yang bernama Three Times Cafe, baru saja selesai bersiap-siap untuk buka. Sang pemilik, Gestha, yang juga merangkap sebagai barista, sedang asik memilah-milih lagu yang akan dijadikan soundtrack pada hari itu.

Gestha sebenarnya asli Jakarta. Tetapi dirinya langsung jatuh cinta dengan Jogja. Dia pun tidak ingin pulang ke Jakarta ketika kuliahnya selesai, sekitar satu tahun lalu, dan memilih untuk membuka usaha Three Times Cafe.

Meskipun baru buka sekitar satu tahun, tetapi kafe yang buka dari pukul 13.00 hingga 01.00 itu sudah banyak mendapatkan pengunjung. Selain produknya yang memang terkenal dan patut direkomendasikan, Three Times Cafe juga memiliki tempat yang nyaman dengan interior yang simpel namun menarik.

"Halo, Gestha!" ujar salah satu pengunjung yang baru saja tiba
"Halo, Ambar.. Wah, selamat kamu pengunjung pertama" jawab Gestha pada Ambar.

Ambar adalah sahabat Gestha. Mereka bertemu enam tahun lalu, saat keduanya baru menjadi mahasiswa. Gestha dan Ambar merupakan teman satu kelompok saat menjalani MOS (masa orientasi siswa) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gajah Mada.

"Ges, kenalin, ini temenku, Mita" ujar Ambar seraya mengenalkan temannya.
"Halo, saya Gestha" sambil mengulurkan tangannya.
"Halo, Mita" jawab Mita membalas salaman Gestha, , dengan senyum dinginnya.
"Mit, ini Gestha, yang kafenya sering aku ceritain itu lho"
"Oh" jawab Mita singkat.
"Ges, Mita ini temenku waktu dulu aku magang di Jakarta, sekarang dia ditempatin di Jogja"

Setelah lulus dua tahun lalu, Ambar memang sempat merasakan magang di Jakarta, di Kompas TV. Tetapi kemudian, setelah enam bulan dirinya kembali ke Jogja. Ambar merasa tidak betah tinggal di Jakarta. "Di Jakarta ki aku iso tuwo ning dalan" begitu alasannya ketika ditanya mengapa tidak betah tinggal di Jakarta.

Lalulintas Jogja yang santai memang sangat berbeda dengan Jakarta yang terkenal dengan kemacetan dan keruwetannya. Hal itulah yang membuat Ambar tidak betah, dan memilih untuk kembali ke Jogja untuk mengambil program S2.

"Oh, selamat datang di Jogja, mba Mita"
"Makasih, duh, nggak usah pake mba, Mita aja udah cukup kok"
"Eh iya, Mita"
"Ges, seperti biasa ya, cappucino, hot ya"
"Oke siap, Mita mau minum apa?"
"Aku nggak suka kopi, selain kopi ada apa?"
"Oh gitu, kita punya ice tea, ice lemon tea, green tea latte, coklat...."
"Eh itu aja tuh, green tea latte"
"Dingin atau panas?"
"Dingin aja"
"Oke, satu hot cappucino dan satu ice green tea latte. Monggo, duduk dulu"

* * *

"Silahkan, ini hot cappucino nya dan ini ice green tea latte nya"
"Nuwun Ges" ujar Ambar
"Oh iya, gabung sinilah Ges, kan belum ada pengunjung juga" lanjut Ambar, mengajak Gestha untuk gabung dengan meja Ambar dan Mita.
"Oke, sebentar aku naruh uang kembalian dulu di mesin kasir", setelah itu, Gestha pun bergabung dengan kedua cewek tersebut.

"Udah dapet kosan Mit?" tanya Gestha kepada Mita.
"Udah" jawab Mita singkat.
"Dimana?"
"Duh, mana aku tau, daerah Pogung kalo nggak salah"
"Iya, di Pogung, deket sama rumahnya Dimas" tambah Ambar, membantu menjelaskan.
"Oh Pogung, ya lumayan deket dari sini" ujar Gestha.

Setelah mengobrol kurang lebih satu jam, Ambar dan Mita pun beranjak. Ambar menemani Mita yang ingin belanja untuk perlengkapan dan keperluan di kos barunya tersebut.

"Ges, si Ambar bawa siapa tuh, cantik tapi jutek banget" ujar Adit, salah satu sahabat Gestha yang baru datang.

Berbeda dengan Ambar yang merupakan teman Gestha kuliah, Adit yang berasal dari Surabaya, merupakan teman Gestha saat keduanya aktif di komunitas yang berbasis media sosial. Mereka berdua merupakan salah satu pembesar komunitas media sosial di Jogja. Gestha bertemu Adit di sebuah event di Jogja, tiga tahun lalu.

Saat itu keduanya menjadi pembicara, Gestha mewakili komunitas musik, sementara Adit mewakili komunitas fotografi. Karena kemampuannya memotret, Adit pun menjadi admin akun Instagram dari Three Times Cafe. Bahkan salah satu foto dari Three Times Cafe, pernah menjadi pemenang salah satu lomba foto tingkat nasional.

"Namanya Mita, temennya si Ambar waktu magang di Jakarta dulu" jawab Gestha.
"Oh, anak Jakarta?"
"Iya"
"Pantes, cantik tapi jutek, Jakarta bangeeeet... Tadi pas dikenalin sama aku di depan, jutek malesin gitu"
"Hahahaha, sama, tadi juga pas kenalan sama aku juga jutek, senyumnya mirip harga rumah, mahal"
"Edyan, orang seganteng kamu ini dijutekin? Kok bisa ya?"
"Bisa aje lu"
"Lah, itu fakta kali, kenyataannya ya kayak gitu kan bro?"
"Hadeh, dah mending kamu bilang aja deh, mau minum apa, mending aku bikinan kopi ketimbang ngomongin mbak-mbak jutek"
"Hehehe, ice cappucino aja bro, lagi gerah banget nih di luar"
"Oke, tunggu ya"